MEDIA GATHERING : Staf Ahli Gubernur Kaltara, Edy Suharto berfoto bersama media dari Kaltim yang mengikuti media gathering gelaran YKAN, Kamis (17/12).
KOMANDOKALTARA.COM - SAMARINDA – Guna mensosialisasikan perkembangan dan pelaksanaan
program Governor Climate and Forest (GCF) Task Force di Kalimantan Utara (Kaltara)
sekaligus bentuk komitmen internasional, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara
menghadiri media gathering yang diadakan oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara
(YKAN) di Hotel Aston, Samarinda (17/12). Mewakili Gubernur Kaltara dalam
kegiatan tersebut Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Edy
Suharto mengatakan, Kaltara baru bergabung menjadi anggota baru GCF Task Force
saat Annual Meeting GCF TF di Provinsi Jalisco, Guadalajara, Mexico pada 2016.
Saat itu Kaltara diusulkan oleh delegasi Indonesia (6 provinsi)
dan delegasi Pantai Gading, Afrika dan terpilih secara aklamasi dengan suara
terbanyak dari total suara 29 provinsi/negara bagian dari 8 negara : Indonesia,
Brasil, Amerika, Spanyol, Pantai Gading, Nigeria dan Peru. Saat ini jumlah
anggota GCF ada 38 provinsi/negara bagian dari 10 negara.
“Sejarah perjalanan Kaltara dalam berperan terhadap isu
pemanasan global dan perubahan iklim adalah melakukan upaya perlindungan hutan
yang didalamnya terdapat kawasan hutan Heart Of Borneo (Hob) dan Taman Nasional
Kayan Mentarang (TNKM). Kemudian menggaungkannya di pertemuan internasional
seperti Annual Meeting GCF Task Force, pertemuan Conference of the Parties
(COP), pertemuan Under 2 Coalition Group dan
Asian Pacific Leadership Forum yang dihadiri langsung oleh Gubernur Kaltara
Dr H Irianto Lambrie,” ujarnya.
Adapun dari luas wilayah Kaltara 7.547 kilometer persegi atau
7.5 juta hektare, terdapat 90 persen atau sekitar 6,45 juta hektare kawasan
hutan termasuk kawasan HoB seluas 5,13 juta hektare atau 22,17 persen dari
total luas Hob di 3 negara yaitu 23,16 juta hektare. “Hutan HoB sendiri,
menjadi ‘jantung’ Kalimantan dan ‘paru paru’ dunia,” katanya.
Dari beberapa pertemuan GCF, membuahkan sejumlah kebijakan.
Diantaranya, Kaltara mendapatkan bantuan dari Pemerintah Norwegia melalui
United Nation Development Program (UNDP) sebagai upaya perlindungan hutan yang
ada. “Bantuan GCF TF ini dinamakan Project Window A, yang diumumkan pada saat
Annual Meeting di San Fransisco, California pada 2018. Untuk melaksanakan
Project Windows A senilai USD 400 ribu, Pemprov disyaratkan harus bekerjasama
dengan mitra pemerintah atau NGO/LSM internasional,” urainya.
Pada awal 2019, Project Window A Pemprov Kaltara menunjuk World
Wide Fund (WWF) untuk melaksanakannya. Namun di akhir 2019 dihentikan kerjasama
ini karena ada surat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
tentang penghentian kerjasama Pemerintah Indonesia dengan WWF. “Untuk
melanjutkan Project Window A, akhirnya Pemprov Kaltara memutuskan menunjuk YKAN
(dulu bernama The Nature Conservacy/TNC) sejak awal 2020 hingga sekarang,”
jelasnya.
Kaltara sendiri menetapkan target untuk menurunkan emisi sebesar 33 persen Baseline As Usual (BAU) hingga 2030.(humas / yn)